![]() |
Kapolri Hadiri Haul Buntet Cirebon (Ist.) |
Cirebon Zone - Cirebon, yang dikenal sebagai kota santri dan pusat budaya Islam di pesisir utara Jawa, kembali menjadi saksi komitmen kebangsaan saat Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo menghadiri Haul Pondok Buntet Pesantren.
Acara tersebut bukan hanya menjadi ajang silaturahmi dan penghormatan kepada para pendiri pesantren, tetapi juga simbol kuatnya sinergi antara ulama dan umara dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Haul Pondok Buntet Pesantren yang digelar di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, merupakan agenda rutin yang selalu dihadiri oleh berbagai tokoh nasional.
Tahun ini, selain Kapolri, hadir pula Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf, dan Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer.
Baca Juga: Staf Keuangan PDAM Cirebon Ditangkap Usai Korupsi Rp3,71 Miliar untuk Judol dan Trading
Kehadiran mereka mempertegas pentingnya peran pesantren dalam menjaga harmoni kebangsaan dan spiritualitas masyarakat.
Sesepuh Pondok Buntet Pesantren, KH. Adib Rofiuddin Izza, secara terbuka mengapresiasi kontribusi Kapolri terhadap pesantren yang telah berdiri sejak abad ke-18 ini.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa terima kasih atas segala bentuk dukungan yang telah diberikan tanpa harus melalui prosedur birokrasi yang rumit.
“Terima kasih Pak Kapolri seluruh bantuannya, terima kasih. Walaupun tanpa proposal, beliau berbaik hati, terima kasih,” jelasnya dalam sambutan, Sabtu (2/8/25).
KH. Adib juga menegaskan bahwa keluarga besar Buntet mempercayai kepemimpinan Jenderal Sigit sebagai jaminan bagi keamanan negeri ini, serta menjadi simbol komitmen terhadap persatuan nasional.
“Kami di sini hanya menitipkan bangsa dan negara saja, tidak lebih dari itu,” ujarnya.
Pondok Buntet Pesantren adalah salah satu pesantren tertua di Indonesia yang berdiri sejak abad ke-18.
Didirikan oleh Kyai Muqoyim, seorang Mufti dari Keraton Kanoman Cirebon, pesantren ini telah menjadi pusat pendidikan Islam yang mengintegrasikan sistem salaf dan modern.
Di sisi tradisional, pesantren ini mengkaji kitab-kitab klasik (kitab kuning) yang meliputi tafsir Al-Qur'an, Hadits, Ilmu Bahasa Arab, Tasawuf, Fiqih, dan karya-karya ulama salafussholeh.
Sementara di sisi modern, tersedia jenjang pendidikan formal mulai dari Madrasah Ibtidaiyah hingga perguruan tinggi.
Pendidikan di Buntet menitikberatkan pada integrasi antara agama dan ilmu pengetahuan, penguatan karakter Islami yang berakhlakul karimah, serta pembentukan sikap disiplin, tanggung jawab, dan berpikir kritis.
Visi besar pesantren ini adalah mempersiapkan santri dan mahasiswa agar mampu berkompetisi secara global, namun tetap berpijak pada nilai-nilai spiritual yang kokoh.(*)